PAPER KOMUNIKASI INTERNASIONAL  


KRISIS KOMUNIKASI INTERNASIONAL & PROPAGANDA
By: Romi Ramdhani


KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua hingga akhirnya saya bisa menyelesaikan tugas mata Kuliah Regulasi Media dengan judul Paper “KRISIS KOMUNIKASI INTERNASIONAL & PROPAGANDA”

Sebelumnya saya juga sangat menyadari bahwa dalam penulisan paper ini masih banyak kelemahan dan kekurangannya. Oleh karena itu, segala bentuk saran, kritik dan masukan yang bertujuan untuk lebih menyempurnakan paper ini dengan senang hati akan saya terima dan bisa untuk perbaikan kedepannya nanti. 

Akhir kata semoga apa yang tertuang dalam paper ini bisa bermanfaat bagi kita semua.



Sumbawa, Desember 2018



Ihromi Ramdhani Eka Putra

PENDAHULUAN



A.      Latar Belakang

Komunikasi Internasional memiliki peranan yang sangat penting dalam memperkuat kesatuan dan eksistensi sebuah negara. Dalam artian, posisi sebuah negara dalam kancah internasional sangat ditentukan oleh sejauh mana negara tersebut mampu melakukan komunikasi internasional dengan baik.

Dalam melakukan kebijakan/aktifitas komunikasi internasional, baik dalam perspektif propagandistik, kulturalistik, jurnalistik, bisnis, maupun diplomatik, sebuah negara harus benar-benar mempertimbangkan segala aspek kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Baik yang dilakukan melalui jalur diplomasi maupun hubungan bilateral, dan sebagainya.

Namun dewasa ini, komunikasi International justru menjadi ladang propaganda untuk saling mendukung, menjatuhkan ataupun mengadu domba antar Negara satu dengan yang lainnya. Maka dari itu melalui paper ini saya akan membahas atau mengangkat pembahasan terkait krisis komunikasi International & propaganda yang terjadi di era saat ini.


PEMBAHASAN



A.              Apa Itu Krisis Komunikasi

Krisis komunikasi merupakan sub-spesialisasi profesi PR yang dirancang untuk melindungi dan membela individu, perusahaan, atau organisasi dalam menghadapi tantangan publik untuk reputasinya. Tantangan-tantangan tersebut bisa dalam bentuk investigasi dari badan pemerintah, tuduhan kriminal, penyelidikan media, gugatan pemegang saham, pelanggaran peraturan lingkungan hidup, atau beberapa skenario lain menyangkut hukum, etika, atau laporan keuangan.

Perkembangan media barupun khususnya media sosial, pada dasarnya telah mengubah sifat penanganan krisis komunikasi. Dalam lingkungan informasi baru sekarang ini, praktis siapa pun bisa membuat dan menyebarkan konten "berita" melalui berbagai saluran/platform yang tersedia. Konsumen atau calon konsumen bebas menuliskan dan menyebarluaskan pengalaman baik dan buruknya dalam mengomsumsi merek, produk atau jasa melalui jejaring social atau media massa online.

Selain itu, kemampuan internet untuk menyediakan akses konten secara instant selama 24 jam non stop terkonsolidasi dan terindek melalui mesin pencari contohnya Google, telah membuatnya menjadi sumber berita utama publik.



B.               Krisis Komunikasi Internasional

            Seiring dengan tingginya intensitas komunikasi dan kerasnya upaya untuk mencapai kepentingan dan tujuan, maka tak jarang terjadi krisis komunikasi. Krisis ini terjadi karena adanya perbedaan atau pertentangan pendapat, serta akibat benturan kepentingan atau tujuan yang tidak sampai pada suatu titik temu.

Persoalan-persoalan yang terjadi kaitannya dengan dunia komunikasi internasional merupakan suatu realitas yang harus ditinjau secara lebih spesifik berdasarkan  perspektif-perspektif tertentu. Untuk itu, dibawah ini akan dijelaskan salah satu persoalan atau kasus yang sempat menjadi grand issue dalam komunikasi internasional dari salah satu perspektif komunikasi yakni Propaganda.



C.              Invasi AS - Irak

Pada tahun 2003, Amerika Serikat dengan dibantu Inggris serta beberapa negara lainnya melancarkan serangan invasi ke Irak. Berdasarkan keterangan dari Presiden AS, George W. Bush dan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, alasan dari invasi ke Irak ini adalah untuk melucuti senjata pemusnah massal (weapon of mass destruction), mengakhiri dukungan Saddam Hussein terhadap terorisme, serta untuk membebaskan rakyat Irak. Sementara Tony Blair sendiri mengatakan bahwa pemicu utama serangan itu adalah ketidakmauan Saddam untuk menyerahkan senjata pemusnah massal baik itu berupa senjata nuklir, biologis, maupun kimiawi.

Invasi Amerika ke Irak tidaklah pernah lepas dari sorotan media. Sebagian besar jaringan televisi berusaha menggerakkan masyarakat dengan menayangkan acara-acara yang berkesan mendukung serangan itu. Masyarakat sendiri terbukti enam kali lebih menyukai sumber-sumber informasi yang menyuarakan pro-invasi dibandingkan yang menentang invasi. New York Times, salah satu harian paling berpengaruh di Amerika, berkali-kali menerbitkan artikel yang menggambarkan berbagai usaha Saddam Husein dalam membuat senjata pemusnah massal. Lebih jauh lagi, terdapat berbagai usaha menghubung-hubungkan Saddam Husein dengan Osama bin Laden dan peristiwa serangan teroris pada gedung WTC tanggal 9 September 2001. Namun ternyata pemberitaan-pemberitaan tersebut belum tentu benar adanya. Bahkan pernah New York Times terpaksa mengeluarkan pemberitahuan tertulis bahwa salah satu artikel mereka yang berjudul “U.S Says Hussein Intensifies Quest for A-Bomb Parts” (“Amerika Serikat Mengatakan Hussein Menggalakkan Pembuatan Onderdil Bom-A”) adalah bias dan tidak akurat.

Dunia bukannya menutup mata akan alasan-alasan yang diberikan Amerika melalui medianya. Sejak awal, telah muncul berbagai protes dan mosi ketidaksetujuan akan diadakannya invasi. Pada Januari 2003 CBS mengadakan sebuah polling yang hasilnya adalah sebagian besar warga Amerika menyetujui tindakan militer terhadap Irak, tetapi 63% dari mereka lebih menginginkan penyelesaian damai dibanding jalan kekerasan, dan mereka juga percaya bahwa tindakan-tindakan terorisme terhadap Amerika hanya akan bertambah jika invasi benar-benar dilakukan. Begitu pula pada negara-negara sekutu Amerika seperti Jerman, Perancis dan Kanada yang tidak mendapati bukti adanya sejata pemusnah massal dan memang menganggap penyerangan terhadap suatu negara adalah tidak dibenarkan.

Tanggal 15 Februari 2003, terjadi demonstrasi besar-besaran menolak invasi Irak yang terjadi di Roma dan diikuti oleh tiga juta orang demonstran sehingga tercatat dalam Guinness Book of World Record sebagai aksi demonstrasi anti-perang terbesar di dunia. Namun semua tentangan itu tidaklah dapat mencegah terjadinya Perang Teluk Kedua.

Taktik pertama Amerika di Irak disebut “Black Propaganda”, dengan menggunakan media milik Irak sendiri untuk menyebarkan propaganda mereka. Salah satu contohnya adalah Radio Tikrit, sebuah stasiun radio palsu yang dijalankan pendukung Saddam namun malah berisi informasi-informasi yang pro-Amerika. Contoh lain adalah Amerika seringkali membayar koran-koran Irak untuk menerbitkan artikel yang ditulis oleh tentara Amerika sendiri. Taktik lain dari Amerika adalah melalui kampanye “Voice of America”, yang beritanya benar adanya namun seringkali “disensor” pada bagian-bagian tertentu. Pihak Amerika juga seringkali menggunakan berbagai macam leaflet yang pada dasarnya bersifat pro-Amerika. Berbagai propaganda yang dilakukan Amerika membuat harian Chicago Tribune dan Los Angeles Times menuduh pemerintah Amerika telah memanipulasi pemberitaan di Irak supaya tindakan-tindakan mereka mendapat sorotan dukungan sekaligus untuk menurunkan moral pasukan Irak.

Di negaranya sendiri, Amerika juga menjalankan berbagai propaganda selama perang berlangsung. Masyarakat sejak awal telah memiliki persepsi bahwa invasi ini adalah untuk “memerangi teror”. Dengan pemberitaan Amerika yang bias dan persuasif, pemerintah berhasil mengarahkan pandangan-pandangan negatif masyarakat ke arah Irak. Amerika bertujuan untuk melawan pengaruh Saddam Husein dengan menanamkan image senjata pemusnah massal dan Osama bin Laden kepada presiden Irak tersebut. Berbagai video dan gambar tentang penyiksaan dan kejahatan yang dilakukan pemerintah Irak juga dipaparkan supaya masyarakat beranggapan negatif terhadap musuh Amerika.

Setelah invasi Amerika berakhir, ternyata apa yang didapatkan di Irak tidaklah sesuai dengan tujuan utama serangan tersebut. Walaupun Amerika datang ke Irak untuk “melucuti senjata pemusnah massal”, pada tahun 2005 CIA mengeluarkan sebuah laporan bahwa sama sekali tidak ditemukan senjata pemusnah massal apapun di Irak. Hal ini menguatkan pendapat berbagai pihak bahwa serangan Amerika hanyalah demi minyak yang dimiliki Irak.



D.              Propaganda Melalui Film

            Amerika Serikat dinyatakan sebagai pemenang Perang Dingin setelah keruntuhan Uni Soviet pada tahun 1990, sejak saat itu Amerika Serikat menjadi negara super power dan tanpa tandingan. Tentunya dengan status Negara Super Power jaminan Keamanan Nasional adalah hal yang paling penting untuk dijaga bagi Amerika serikat. Namun ternyata sistem keamanan negaranya mampu diterobos oleh kelompok terrorisme yang melancarkan seranganya ke gedung WTC dengan menabrakkan pesawat komersil pada tanggal 11 september 2001 silam. Kejadian tersebut tentunya membuat Amerika Serikat sebagai negara yang kuat dan maju seolah diremehkan oleh sekelompok terroris yang mampu menembuh Pertahanan Nasional Amerika yang selama ini dikenal sangat ketat,aman dan tanpa celah.

Dengan kejadian 11 September 2001 tersebut maka Amerika Serikatpun berseru untuk melawan terrorisme. Amerika tidak hanya menggunakan konfrontasi militer dengan menyerang negara Afghanistan sebagai Negara terroris namun juga melakukan beberapa kampanye politik (propaganda). FILM pun menjadi salah satu media Propaganda Amerika Serikat di mana sangat jelas sekali ditunjukkan oleh beberapa film garapan Hollywood. Memang film adalah salah satu media yang paling effektif dalam melancarkan serangan udara berupa persuasi bahkan propaganda, dan Hollywood adalah industry film terbesar di dunia yang dikuasai oleh Amerika Serikat. Tentunya film-film garapan Hollywood menjadi senjata yang sangat ampuh untuk melakukan propaganda terrorisme. Menginngat film punya nuansa entertainment yang sangat kental dan secara tidak langsung sadar tidak sadar mampu mendekrontruksi para penontonnya secara perlahan.

Propaganda yang dilakukan oleh AS melalui film-film di Hollywood tentunya sangat berpengaruh besar terhadap persepsi masyarakat dunia yang ikut menonton atau bahkan ikut menikmati film Hollywod tersebut. Daya imajinasi sineas perfilman Hollywood sungguh sangat luar biasa, mereka bisa menempatkan Amerika Serikat sebagai pusat Peradaban Dunia, Pusat kecanggihan militer dunia, pusat kecanggihan technology dan informasi dunia dan juga pusat pengetahuan dunia. Semua hal tersebut dikemas secara rapi dan detail oleh Hollywood.

Dan Amerika Serikat juga punya daya jelajah yang cukup kuat untuk melakukan propaganda. Peranan media massa dan industry film Hollywod menjadi alat perang tersendiri bagi AS. Media sangat berpengaruh penting dalam mempersuasi pikiran bahwan tindakan seseorang. Media juga mampu melakukan konstruksi sosialnya untuk membungkus realitas menjadi suatu idealitas dan hal itu dipercaya karena terus terjadi berulang ulang.

Dengan demikian media massa punya peranan penting untuk bagaimana merekontruksi kondisi social maka jelas sekali Amerika Serikat tetap akan mempertahankan dominasinya melalui berbagai macam propaganda termasuk yang dilakukan melaui film hollywood. Salah satu film buatan AS yang menggambarkan tentang terrorisme yaitu film “Air Force One” dalam film tersebut diceritakan bahwa ada pembajakan pesawat khusus Presiden yang dilakukan oleh terroris yang berasal dari timur tengah. Dalam film tersebut distreotipkan bahwa orang timur tengah (muslim) adalah mewakili tindakan terorisme dunia. Walaupun banyak adegan dalam film tersebut yang kurang masuk akal namun secara tidak langsung akan memperngaruhi penonton tentang bagaimana seorang muslim ini sebagai teroris. Bagi saya ini adalah bentuk proganda yang luar biasa yang dilakukan oleh AS dalam film Hollywood.

Yang menjadi tidak masuk akal yakni bagaimana bisa pesawat kepresidenan AS di bajak oleh segerombolan terroris yang mana pengamanan dan tingkat keamanan pesawat kepresidenan adalah jenis tingkat keamanan yang paling tinggi. Saya melihat ada kekhawatiran yang serius dari pihak AS mengenai perkembangan terrorisme dalam film-film Hollywood.

Walaupun tidak semua film Hollywood bernuansa propaganda namun dari contoh yang saya sebutkan diatas tadi setidaknya memberi gambaran kepada kita bagaimana pintarnya Amerika dalam melancarkan isu-isu propaganda melaui film-film yang dibuatnya.

Industry film Hollywood adalah komunikator yang mempunyai andil besar dalam merumuskan pesan-pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. Hollywood sebagai pengelola pesan tentunya akan menampilkan beberapa skema dan ilustrasi yang cantik dalam film-filmnya untuk memberikan gambaran mengenai terrorisme yang terwakili oleh umat muslim. Walaupun ini tidak adil bagi umat muslim namun inilah politik media. Negara seperti Amerika Serikat yang punya perkembangan dan kemajuan yang pesat di wilayah media dan technology medianya akan menggunakan kecanggihan tersebut untuk menunjukkan bahwa AS adalah negara Adidaya dan maju dalam segala bidang.

Sedangkan objek dari komunikator “Hollywood” adalah masyarakat internasional. Mengapa demikian? karena hollywood adalah indsutri perfilman dengan mangsa pasar yakni masyarakat seluruh dunia. Maka komunikan disini bisa juga diartikan sebagai mangsa pasar film itu sendiri. Apabila propaganda yang dilakuakn AS melalui Hollywood berhasil mengubah pandangan masyarakat dunia mengenai terrorisme (dalam artian islam dijadikan label terrorisme) maka AS sudah bisa dianggap berhasil dalam melakukan prinsip dasar komunikasi. Bahkan AS juga bisa dikatakan berhasil menghasutdan mempropaganda public internasional apabila pesan-pesan propaganda tersebut benar ditrima oleh komunikan.

Maka secara jelas AS menggunakan Hollywood sebagai media propaganda untuk bisa mensukseskan tujuan Amerika yakni War on Terrorisme. Selagi mereka juga menyebarkan ide-ide tentang demokrasi yang hari ini dikatakan sebagai sebuah sistem dan ideology yang paling baik didunia. Namun dalam beberapa film yang sudah di sebutkan diatas, ada beberapa adegan yang memperlihatkan bagaimana kalang kabutnya pasukan AS yang dikirim menghadapi terroris walaupun terroris tersebut hanya menggunakan senjata yang biasa saja. Dengan demikian AS juga secara tidak langsung menanggapi secara serius kekuatan terroris tersebut. Inti dari tujuan Amerika Serikat yakni memberikan argumentasi terhadap bahaya terrorisme yang kemudian dikaitkan dengan justifikasi AS untuk menyerang Afghanistan dan Irak.Secara tidak langsung pemerintah AS menggiring opini dunia bahwa yang dia lakukan selama ini adalah benar adanya untuk melawan terrorisme.

Ada beberapa penjelasan mengenai efektifitas propaganda dalam film-film Hollywood. Pertama komunikasi propagandaditujukan untuk mempersuai objek untuk percaya dan meyakini bahwa bentuk komunikasi (produk komunikasi) adalah suatu hal yang benar adanya. Maka bisa dilihat bahwa film-film garapan Hollywood tentang terrorisme tidak hanya yang disebutkan penulis diatas, Hollywood hampir tiap bulan menghasilkan film-film dengan berbagai genre, secara khusu untuk film action biasanya enam bulan sekali selalu release. Dengan demikian AS yang dalam hal ini dianggap sebagai Hollywood secara berulang-ulang memproduksi film action yang bertema-kan terroris, coba kita lihat sekarang ketika kita melihat orang atau sekelompok orang yang memaki celana cingkrang, berjanggut tebal, pake kopiah putih (bagi yang laki-laki), dan menemukan wanita yang berhijab lebar dan memakai cadar maka dalam pikiran kita bisa dikatakan bahwa orang-orang tersebut adalah para penganut faham islam radikal, ekstrimis bahkan bisa dikatakan islam konservatif kiri. Yang lebih berat lagi bahwa mereka terkadang dianalogikan sebagai symbol-simbol pakaian para terroris. Walaupun ini masih menjadi subyektifitas namun hal tersebut jamak terjadi dan agaknya cukup melekat dalam benak masyarakat kita, walaupun tidak semua.

Kedua, jumlah bioskop di Indonesia cukup banyak yakni sekitar 923 bisokop yang hampir ada disetiap ibu kota provinsi di Indonesia ataupun kota-kota besar khusunya di Jawa. Banyak bioskop tersebut juga akan memperngaruhi keseringan masyarakat untuk menonton film, terutama film garapan Hollywood. Dengan mudahnya masyarakat untuk menonton film, maka bisa dianggap komunikasi yang dilakukan Amerika melaui film-film akan cukup mudah untuk mempengaruhi persepsi masyarakat.

Ketiga , maju dan pesatnya kecanggihan teknologi baik hardware maupun software. Dalam bentuk hardware kita sangat mudah menemukan orang yang sudah ahli dan lancar dengan laptop / computer dan smartphone, atau warung-warung internet yang banyak tersedia di pinggir-pinggir jalan. Akses internet yang semakin murah dan mudah, membuat banyak kalangan khususnya mahasiswa dengan mudah bisa mendownload film-film Hollywood. Apabila mereka punya laptop atau PC, maka bisa dikatakan mereka bisa lebih dari sekali menonton film-film Hollywood. Seringnya masyarakat kita mengkonsumsi film garapan AS tersebut maka akan sangat mungkin bahwa pesan-pesan propaganda akan mudah masuk dalam benak masyarakt kita.

Smartphone hampir dimiliki banyak kalangan di masyarakat, baik kelas bawah, menengah maupun atas. Kemudahan akses teknologi inilah yang membuat kinerja komunikasi menjadi baik dan berulang-ulang seperti yang djelaskan Harold lasswel di penjelasan sebelumnya. Komunikasi yang dilakukan secara berulang, dengan sadar atau tidak sadar akan sangat memperngaruhi persepsi bahkan dapat merubah keyakinan. Dalam hukum kebenaran, hal yang dianggap benar secara umum dan disepakati adalah suatu hal yang benar. Kebohongan yang diulang-ulang akan menjadi suatu kebenaran juga.

Kemudahan akses komunikasi pada zaman sekarang sangat memudahkan pihak yang punya kepentingan dan punya sumber daya teknolgi media yang mumpuni akan sangat mudah memperngaruhi persepsi masyarakat. Walaupun dalam beberapa hal, misalkan Abu Rizal dan Harry Tanoe yang memiliki media televisi dan online masih belum mampu memberikan persepsi yang positif terhdap mereka dan tidak juga meningkatkan elektabilitas mereka pada pemilu 2014 yang lalu. Yang perlu diakui bahwa skema propaganda yang dilakukan Amerika Serikat melalui Hollywood bisa dikatan cukup cantik dan tidak terlihat kentara, karena dikemas secara menghibur dan menyenangkan.

E.               Menanggulangi Krisis Komunikasi

Menyampaikan pesan secara tepat kepada publik adalah tanggung jawab yang harus dilakukan. Apalagi ketika terjadi krisis dalam sebuah komunikasi, seorang Public Relations dituntut untuk bisa memberikan langkah terbaik bagi manajemen agar dapat mengendalikan krisis yang terjadi.

Situasi krisispun terjadi tidak dapat diprediksi kapan datangnya, namun ketika krisis tersebut melanda maka stakeholder yang terkait yang menjadi korban atau mengalami dampak yang signifikan dari krisis tersebut haruslah yang menjadi prioritas utama. Oleh karena itu, untuk menangani krisis komunikasi dalam suatu kelompok atau perusahaan ataupun Negara, pihak terkait dapat menerapkan beberapa metode di bawah ini.

Metode ICE (Information, Communication, Evaluation):

1.      Information (Informasi)

Kumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang peristiwanya: siapa, apa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana dan banyak lagi. Periksa dan cek ulang fakta, dan dapatkan perkembangan terbaru (update) sesering mungkin.



2.      Communication (Komunikasi)

Setelah informasi terkumpul dan diverifikasi, komunikasikan kepada pihak terkait dan stakeholder kunci lainnya, termasuk media yang sesuai. Buat catatan semua permintaan informasi dari setiap kelompok stakeholder.



3.      Evaluation (Evaluasi)

Monitor pemberitaan media dan percakapan online untuk memastikan informasi yang disajikan akurat. Tim penanggulangan krisis harus segera bertindak untuk memperbaiki informasi yang salah atau menyesatkan. Sering meng-update informasi dan memverifikasi kemajuan dalam respons organisasi.





Metode 5C (Care, Commitment, Consistency and Coherency, Clarity, Cooperation) :



1.      Care

Merupakan bentuk perhatian yang mendalam dari internal. Pesan yang  disampaikan dalam elemen Care ini hendaknya menunjukkan rasa peduli dan rasa empati yang sungguh-sungguh dari pihak internal terhadap stakeholder yang terkena dampak krisis. Karena publik akan lebih menerima dan memberikan dampak positif apabila perusahaan menunjukkan kesungguhan dan perhatiannya atas krisis yang sedang  terjadi.



2.      Commitment

Elemen ini menunjukkan tanggung jawab individu, kelompok, perusahaan ataupun negara. Manajemen haruslah menyampaikan pesan kepada publik bahwa pihak tersebut segera bertindak menyelesaikan masalah, menemukan sumber terjadinya krisis dan meminimalisir kemungkinan terjadinya krisis yang sama.



3.      Consistency and Coherency

Merupakan elemen dimana semua pihak menunjukkan konsistensi perhatian dan tanggung jawab atas krisis yang melanda. Ketika krisis sudah terjadi, maka semua pihak dalam kelompok, perusahaan atau negara mulai dari yang jabatan tertinggi hingga para staff harus memberikan pernyataan yang sama. Maksudnya disini adalah ada keseragaman informasi di internal sehingga pesan yang disampaikan kepada publik adalah yang sebenarnya. Elemen ini merupakan output dari manajemen krisis tahapan awal before the crisis dimana manajemen telah menginternalisasi semua pihak internal tentang apa yang harus dilakukan dan dikatakan kepada publik ketika terjadi krisis.



4.      Clarity

Pada elemen ini pihak internal memberikan pesan dengan jelas kepada publik. Pesan yang disampaikan kepada publik haruslah jelas, mudah dipahami, sederhana dan tidak ambigu. Mengapa harus jelas? Tentunya agar pesan tidak diplintir sedemikan rupa sehingga berkembang informasinya menjadi informasi yang salah. Kita harus ingat bahwa di era digital ini orang bisa saja mengolah kembali informasi yang sebenarnya menjadi berita hoax yang malah akan memperkeruh suasana krisis dalam perusahaan ataupun negara. oleh sebab itu pesan haruslah jelas, padat, tidak ambigu dan manis didengar oleh publik.



5.      Cooperation

Perusahaan dalam elemen ini menyampaikan kerjasama dengan pihak terkait dalam menyelesaikan krisis. Pada dasarnya, perusahaan haruslah mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak yang telah dimulai jauh hari sebelum terjadinya krisis. Kerjasama tersebut dilakukan misalnya dengan media, pihak berwajib, pemerintah, juga masyarakat. Kerjasama perlu dilakukan karena bagian dari cara perusahaan dalam mempertahankan image, kontribusi terhadap lingkungan sosial dimana perusahaan berada. Juga sebagai dukungan ketika terjadi krisis, sehingga bisa meredam informasi negatif yang mungkin saja berkembang dalam masyarakat atas kriris yang melanda perusahaan.






PENUTUP



A.      Kesimpulan

Di era digitalisasi saat ini orang-orang sudah bisa bebas dan dengan mudahnya mengeluarkan pendapatnya melalui media terutama media online seperti media social contohnya twitter.

Namun sayangnya ada pula dampak negatif, kebebasan dalam menyampaikan informasi atau berita menjadi di salahgunakan oleh sebagian orang bahkan hingga kalangan artist sekalipun. Contohnya kasus Ahmad Dhani yang di bawa hingga ke pengadilan dimana ia membuat cuitan di akun twitter miliknya yang menajtuhkan pendukung dari Ahok ataupun Ahok sendiri.



B.        Saran

Pada kesempatan ini saya ingin mengingatkan kembali bahwa kebebasan berpendapat atau menyempaikan aspirasi ada batasan-batasannya, dimana kita bebas bersuara selama tidak mengganggu kepentingan individu atau kelompok lain. Para penyampai informasi melalui media saat ini diharapkan dapat menyampaikan informasi, kritik dan pandangan-pandangan pers yang lebih relevan dan bertanggung jawab.

DAFTAR PUSTAKA





http://s3.amazonaws.com





Analisis Iklan

“Iklan Susu Anlene Versi Tya Ariestya “
By: Romi Ramdhani



Susu Anlene adalah produk susu yang dibuat dari susu sapi asli dari New Zealand. Anlene adalah produk yang dikeluarkan oleh perusahaan Fonterra yang berbasis di New Zealand. Fonterra sendiri adalah sebuah perusahaan yang khusus mengeluarkan produk susu. Bisnisnya berjalan di 40 negara dan merupakan perusahaan susu terbaik dan terdepan. Beberapa produk keluaran Fonterra antara lain adalah CHESDALE™, ANLENE™, ANMUM™, ANCHOR™, FERNLEAF™, dan MAINLAND™. Anlene sendiri memiliki beberapa produk seperti Anlene Actifit, Anlene Concentrate dan Anlene Gold. Dan Anlene merupakan produk susu yang berbasis sebagai susu untuk tulang. Dengan slogannya Expert in Bone Nutrition atau Ahli Nutrisi untuk Tulang. Produk-produk keluaran Anlene dulu dikhusukan untuk dewasa, seiring berjalannya waktu Anlene mengeluarkan produk susu untuk usia 19 tahun dan 50 tahun keatas. Anlene Gold memiliki kemasan kaleng dan kemasan isi ulang. Anlene Gold ini diperuntuhkan untuk memenuhi kepadatan tulang diatas umur 50 tahun keatas.




Ini adalah iklan Susu Anlene yang dibuat pada tahun 2017 lalu. Iklan ini bercerita tentang seorang wanita (Tya Ariestya) yang jago bela diri (taekwondo), dimana wanita tersebut (Tya Ariestya) di tampilkan mengenakan pakaian bela diri (taekwondo) terlihat sangat lihai, kuat dan aktif saat menendang pada sesi latihannya. Kemudian di tampilkan wanita tersebut (Tya Ariestya) meminum susu anlene sebagai pesan bahwa rahasia sehatnya adalah meminum susu tersebut. Setelahnya ia bisa tetap aktif baik itu latihan olahraga taekwondonya, memasak di rumah, atau waktu bersama keluarga. Lalu, ada tulisan “#TetapBisa”. Dan keluarlah produk Susu Anlene dengan kemasan barunya saat itu, yang satunya rasa vanilla dan yang satunya lagi rasa coklat. Lalu wanita tersebut (Tya Ariestya) berkata untuk tetap aktif terus bergerak di hari olahraga ini (karena bertepatan momentnya pada saat itu dengan hari olahraga) untuk diri sendiri dan orang tersayang.

Iklan ini mengajak para penonton agar berkomitmen terus bergerak dalam rangka tetap aktif di hari olahraga, dan bersama hastag yang dibawa oleh iklan ini yaitu  #TetapBisa.

Model pada iklan ini adalah seorang wanita yaitu Tya Ariestya, seorang aktris sinetron dan film Indonesia. Selain sebagai artis, Tya juga pernah menjadi atlet taekwondo.dan duta taekwondo Indonesia. Dimana dalam iklan ini juga memang yang di tonjolkan adalah bagaimana Tya Ariestya sebagai seorang atlit taekwondo dengan pakaian Taekwondonya, selebihnya ia mengenakan pakaian berwarna hijau dimana warna hijau sendiri mewakili warna umum pada prodak anlene. Untuk makna hijau sendiri berdasarkan simiotik warna yakni hijau bermakna Alami, dan Daya Hidup. Hijau juga besar kaitannya dengan Negara asal prusahaan Anlene sendiri yaitu New Zealand yang terkenal akan tanah lapangnya yang hijau.

Penggunaan model wanita pada iklan ini dimaksudkan bahwa wanita juga bisa tangguh dan kuat. Walaupun sudah berusia memiliki keluarga dan anak tidak menutup kemungkinan untuk wanita bisa tetap aktif berolahraga dan tetap aktif di rumah untuk waktu bersama keluarga.

Namun sayangnya Wanita pada umumnya lebih mudah terkena osteoporosis. Berbagai riset dari Anlene membuktikan bahwa 50 % wanita dari berbagai negara rentan terkena osteoporosis atau kekurangan kalsium. Maka dari itu, dengan meminum susu anlene akan membantu membuat tulang tetap kuat dan membuat kita bisa terus bergerak aktif.

Untuk iklan susu anlene kali ini memakai Tya Ariestya sebagai model iklannya ,dikarenakan pada saat itu Tya Ariestya termasuk wanita yang enerjik dan memiliki kalsium yang tinggi sesuai kebutuhan yang ada, ditambah lagi Tya memang wanita yang suka olahraga khususnya bela diri (takwondo) dan ia juga sebagai duta taekwondo Indonesia. Iklan susu anlene sebelumnya menjelaskan bahwa 50% wanita Indonesia kekurangan kalsium dan disarankan mengkomsumsi susu anlene untuk mendapatkan setengah dari kalsium yang hilang. Dan pada iklan ini Tya sebagai model iklan tersebut memenuhi kebutuhan kalsiumnya dengan meminum susu anlene untuk memenuhi rutinitas latihan taekwondo dan untuk keluarga dirumah. Karena bagi Tya, hidup itu seperti olahraga, untuk menang maka harus tetap bisa aktif .

SOURCE






Komunikasi Politik, Sejarah Ilmu Komunikasi Politik, Sejarah Komunikasi Politik dan tokoh-tokoh yang berpengaruh

Studi tentang Komunikasi politik diawali dengan munculnya retorika yang dianggap sebagai hal yang spektakuler pada masa itu karena mampu mempengaruhi pendapat umum yang menentukan kebijakan public dan studi ini terus berkembang hingga sekarang.

Berikut ringkas sejarah perkembangan studi komunikasi politik dan tokoh-tokoh yang berpangaruh/berperan di dalamnya:


1. Periode Klasik.
ini adalah awal dimana studi mengenai komunikasi politik mulai berkembang, berlangsung dan berakhir sekitar tahun 1940an. Pada periode ini kajian komunikasi politik lebih kepada kajian retorika yang digunakan untuk mempengaruhi pendapat umum sehingga dapat menentukan kebijakan public.


2. Periode Sekitar Perang Dunia 1 dan 2.
Periode ini berlangsung pada seperempat abad pertama abad 20 hingga dekade 1950an. dalam periode ini lebih banyak membahas mengenai propaganda dikarenakan hal tersebut sangat memberikan dampak besar terhadap jalannya perang dunia.

3. Periode Pasca Perang Dunia 1 dan 2.

terjadi pada pertengahan dekade 1950an hingga awal tahun 1970an. pada periode ini lebih menekankan pada efek media yang umumnya dalam jangka pendek terhadap variable politik seperti identifikasi individu terhadap partai politik, penilaian terhadap kandidat, preferensi politik dan perilaku pemilih. Dalam periode ini juga berkembang pendekatan system, konsep feed back dan analisis input serta output. Selain itu, dalam periode ini juga mengkaji mengenai peran apa yang dapat dimainkan dengan komunikasi serta studi komunikasi pembangunan hingga akhir 1980an.

Yang berperan pada masa itu merupakan para peneliti seperti Paul Lazarfeld, Robert K Merlon, dan Joseph Keppler mengidentifikasi adanya pengaruh komunikasi antarpribadi dalam pembuatan opini.

4. Periode sesudah kuartil ketiga abad ke 20

periode ini berlangsung hingga akhir abad 20. komunikasi politik telah berkembang sebagai sub disiplin ilmu dan muncul ragam pendekatan teoritik seperti agenda setting, framing, feminism, ekonomi, politik, dan postmodernism. Selain itu, dalam periode ini komunikasi politik juga merambah pada persoalan peran media massa saat terjadi konflik.

5. Periode sekarang
sekarang ini studi komunikasi politik telah semakin mendetail pada realitas komunikasi politik yang semakin diteliti, tidak hanya soal pemilu, pendapat umum, konflik, dan lain-lain, melainkan juga meneliti soal demokrasi, budaya gap, gender, etnisitas, multicultural, dan modernisasi.


Studi Komunikasi Politik Terkini

Merupakan Studi Komunikasi Politik yang telah mencapai tahap yang cukup kompleks. Komunikasi Politik telah diwadahi oleh yang namanya media massa sebagai alat saluran komunikasi saat ini guna kepentingan politik. Oleh karena itu, banyak studi komunikasi politik

pada masa sekarang ini yang lebih membahas mengenai penggunaan media dan hubungannya dengan komunikasi politik.


Daftar Pustaka

Catatan materi perkuliahan komunikasi politik
Purwasito, Andrik. 2011. Pengantar Ilmu Politik. Surakarta : UPT UNS Press
Siregar, Ashadi. 2000. Media Pers dan Negara : Keluar dari Hegemoni. Jurnal Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik ISSN 470-4946 Volume 4, Nomor 2, Nopember 2000
http://www.teguhsantoso.com/2011/09/sejarah-komunikasi-politik.html
https://www.academia.edu/3840063/SEJARAH_DAN_PENELITIAN_KOMUNIKASI_POLITIK_TERKINI












contoh tugas, penelitian, kajian, journal, jurnal, tugas mahasiswa, tugas harian, makalah, paper, papper, uts, ulangan, pr, skripsi, ujian, siswa, pelajar, pekerja, dinas, kantor, universitas, contoh,


Pengertian dari Perbedaan Komunikasi International Dengan Hubungan International beserta contoh pengertian dari para ahli


Pengertian Komunikasi Internasional :

Komunikasi Internasional (International Communication) adalah komunikasi yang dilakukan oleh komunikator yang mewakili suatu negara untuk menyampaikan suatu pesan yang berkaitan dengan kepentingan negaranya kepada komunikan yang mewakili negara lain.

Pengertian Komunikasi Internasional Menurut Para Ahli:

1. Sastroputro
Komunikasi internasional mempelajari pernyataan antarnegara, antarpemerintah, atau antarbangsa yang bersifat umum melalui lambang-lambang yang berarti

2. Gerhard Maletzke
Komunikasi Internasional adalah proses komunikasi antara berbagai negara atau bangsa yang melintasi batas-batas negara.

3. K.S. Sitaram
Komunikasi Internasional adalah komunikasi antara struktur-struktur politik alih-alih antara budaya-budaya individual, artinya komunikasi internasional sering dilakukan lewat para pemimpin negara atau wakil-wakil negara (menteri luar negeri, duta besar, konsul jenderal



Pengertian Hubungan Internasional :

Merupakan bentuk interaksi antara dua atau lebih Negara yang merdeka dan berdaulat dengan tujuan tertentu yang mencakup berbagai aspek seperti politik, sosial budaya, ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya.

Pengertian Hubungan Internasional Menurut Para Ahli:

1. J.C. Johari
Hubungan internasional merupakan sebuah studi tentang interaksi yang berlansung diantara negara-negara berdaulat disamping itu juga studi tentang pelaku-pelaku non negara (non states actors) yang prilakunya memiliki dampak terhadap tugas-tugas Negara

2. Couloumbis dan Wolfe
Hubungan internasional adalah studi yang sistematis mengenai fenomena-fenomena yang bisa diamati dan mencoba menemukan variabel-variabel dasar untuk menjelaskan prilaku serta mengungkapkan karakteristik-Karakteristik atau tipe-tipe hubungan antar unit-unit social

3. Mochtar Mas’oed
Hubungan internasional merupakan hubungan yang sangat kompleksitas karena didalamnya terdapat atau terlibat bangsa-bangsa yang masing-masing berdaulat sehingga memerlukan mekanisme yang lebih rumit dari pada hubungan antar kelompok

4. Tulus Warsito
Hubungan internasional adalah studi tentang interaksi dari politik luar negeri dari beberapa negara.

5. Drs.R.Soeprapto
Hubungan internasional adalah sebagai spesialisasi yang mengintegritaskan cabang-cabang pengetahuan lain yang mempelajari segi-segi internasional kehidupan sosial umat manusia.


Perbedaan Antara Komunikasi International dengan Hubungan International



Hubungan Internasional lebih kepada etika Internasional untuk saling bekerjasama, menghargai suatu sikap bangsa agar saling mengindahkan hukum Internasional yang di sampaikan melalui komunikasi International sebagai medianya.

Sedangkan Komunikasi International merupakan alat untuk menjalin hubungan International itu sendiri. Komunikasi International berfungsi dalam menata hubungan Internasional

Letak perbedaan antara hubungan Internasional dan komunikasi Internasional yaitu pada sifat kecenderungan saling mempengaruhi, dimana ide suatu negara, kepentingan, kehendak dan upaya menguasai pikiran negara lain (Propaganda) ditransfer dalam bentuk kemasan komunikasi dengan berbagai macam media dan motivasi, maka hubungan internasional telah beralih ke komunikasi Internasional.

Dari pengertian di atas, dapat diketahui bahwa hubungan yang terjadi tidak dapat terlaksanan tanpa adanya komunikasi. Hal inilah yang menjadi dasar mengapa komunikasi berperan dalam menata hubungan Internasional.









contoh tugas, penelitian, kajian, journal, jurnal, tugas mahasiswa, tugas harian, makalah, paper, papper, uts, ulangan, pr, skripsi, ujian, siswa, pelajar, pekerja, dinas, kantor, universitas, contoh, 




PAPER

REVIEW PERKEMBANGAN JURNALISME DI INDONESIA
oleh: IHROMI RAMDHANI E.P


|
|
|
|
|
|


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua hingga akhirnya saya bisa menyelesaikan tugas mata Kuliah Jurnalis Media Cetak dengan judul Paper “REVIEW PERKEMBANGAN JURNALISME DI INDONESIA”

Sebelumnya saya juga sangat menyadari bahwa dalam penulisan paper ini masih banyak kelemahan dan kekurangannya. Oleh karena itu, segala bentuk saran dan kritik yang bertujuan untuk lebih menyempurnakan paper ini dengan senang hati akan saya terima dan bisa untuk perbaikan kedepannya nanti.

Akhir kata semoga apa yang tertuang dalam paper ini bisa bermanfaat bagi kita semua.






Sumbawa, Oktober 2018

Ihromi Ramdhani Eka Putra




PENDAHULUAN



A. Latar Belakang

Dalam dunia ini perkembangan dunia jurnalisme sangatlah pesat dan sangatlah tidak terbendung, hampir di setiap Negara manapun apalagi di Indonesia yang dimana Indonesia memiliki kebebasan Pers untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kebutuhan informasi, yang diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 1999. Selama ini kita membaca, mendengar, dan melihat berita dari media massa baik itu media cetak, elektronik, maupun media online. Semua berita dan informasi itu bisa kita dapat berkat adanya jasa para wartawan atau jurnalis.

Jurnalisme tidak muncul begitu saja tanpa ada sebab dan historinya. Tentu lahirnya sesuatau dilatar belakangi oleh sebuah histori atau sejarah. Maka dalam paper ini saya akan mengangkat bagimana awal mula jurnalisme, dan juga perkembangan Pers dan junalisme di Indonesia hingga saat ini.


PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Sejarah Jurnalisme Di Indonesia

Jurnalistik berasal dari bahasa Inggris “journal” yang berarti catatan mengenai kegiatan dan kejadian sehari-hari, yang kemudian diartikan lebih khusus sebagai catatan harian atau surat kabar. Di Indonesia sendiri, jurnalistik awalnya disebut sebagai publisistik yang berarti juga coretan pertama dalam sejarah. Aktivitas yang dilakukan jurnalistik sendiri pada dasarnya yaitu meliput, mengolah, dan menyajikan informasi yang terjadi sesungguhnya (realita) di masyarakat yang kemudian disajikan dalam bentuk berita.

Sejarah Jurnalistik di Indonesia tidak lepas dari sejarah jurnalistik di dunia. Perkembangan jurnalistik di Indonesia sendiri juga tidak luput dari pengaruh jurnalistik di negara lain. Dan Perkembangan jurnalistik di Indonesia selalu berkaitan erat dengan pemerintahan dan gejolak-gejolak politik yang terjadi.

Perkembangan Jurnalisme di Indonesia diawali oleh Belanda pada masa kolonial di abad ke-18 dimana isinya lebih condong terhadap aksi untuk membela kaum kolonialis. Namun Sebagian pejuang kemerdekaan Indonesia juga menggunakan kewartawanan sebagai alat perjuangan. Di era-era inilah beberapa media cetak seperti Bintang Timoer, Java Bode, dan lainnya terbit. Dan pada masa kedudukan Jepang mengambil alih kekuasaan, setiap koran dilarang. namun pada akhirnya ada lima media yang mendapat izin terbit seperti: Sinar Baru, Asia Raja, Suara Asia, Tjahaja, dan Sinar Matahari.

Lalu Di Era Indonesia merdeka dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto, kewartanawanan di tanah air sudah mulai mendapat keuntungan hak, namun ada banyak pula media massa yang dibatasi. Sehingga dari situasi inilah muncul Aliansi Jurnalis Independen yang mendeklarasikan diri bahwa Sebagian dari aktivitasnya berada di sel tahanan.

Sejarah kemerdekaan Pers/jurnalis beradap di titik saat Soeharto di gantikan oleh BJ Habibie. Disaat itulah banyak media massa yang muncul dan PWI (Departemen Penerangan dan persatuan Wartawan Indonesia) bukan satu-satunya organisasi profesi. Kegiatan kewartawanan diatur oleh UU Pers No. 40. Tahun 1999 yang dikeluarkan Dewan Pers dan UU Penyiaran No. 32 Tahun 2002 yang dikeluarkan Komisi Penyiaran Indonesia atau KPI.


B. Perkembangan Jurnalisme Di Indonesia Saat Ini

Jurnalisme saat ini adalah sebuah arena yang berubah dengan cepat akibat hadirnya teknologi terutama internet. Teknologi menyebabkan pergeseran pola produksi, konsumsi, dan distribusi berita, hingga pada pergeseran budaya jurnalisme.

Indonesia mendapat pujian dari masyarakat pers Internasional akan kebebasan pers di Indonesia. Dalam berbagai pertemuan Internasional, Undang-Undang No 40 Tahun 1999 tentang Pers dipuji sebagai salah satu undang-undang yang memumpuni dan menghormati prinsip-prinsip kebebasan pers yang berlaku secara universal. Kemerdekaan pers (Press freedom) diakui merupakan akomodasi yang memastikan hubungan antara kebebasan berekspresi dan berdemokrasi. Kebebasan pers diperlukan untuk demokrasi, keadilan dan kebenaran, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Namun saat ini, jurnalisme di Indonesia telah memasuki titik transisi akibat kemajuan teknologi digital. Media cetak banyak yang tak terbit lagi karena tersaingi penjualannya dengan media online. Kalau kita lihat, televisi juga mulai tersaingi di era digitalisasi ini. Generasi Y dan Generasi Z yang merupakan generasi milenia tak lagi membaca koran dan majalah, juga tak lagi menonton media TV. Mereka sepenuhnya mengikuti perkembangan informasi dan menikmati hiburan dengan mengakses media online seperti social media dan lainnya. Jurnalis sendiri kini lebih banyak membahas ke topik lifestyle. Topik yang mereka temui sehari-hari dan lebih ringan. Sehingga, berita yang mereka tulis pun menjadi laris dibaca. Hal ini semata mata hanya untuk mengejar peningkatan konsumen.

Disini Pers seperti kehilangan peran, beberapa media justru hanya mengangkat topik perbincangan netizen di media sosial sebagai bahan liputan atau acara di televisi. Lebih parahnya lagi, ada banyak berita-berita hoax yang diproduksi oleh situs-situs atau jurnalis yang tak bertanggung jawab yang menyalahgunakan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 pasal 4 ayat 1 tentang kebebasan atau kemerdekaan Pers. Masyarakat sekarang sulit untuk membedakan mana berita yang benar dan mana berita hoax.

Maka dari itu pendidikan Jurnalistik di Indonesia terkait kurikulum dan metode pengajarannya diharapkan dapat menyesuaikan diri sesuai dengan kebutuhan dunia jurnalistik saat ini dengan ciri khasnya yang makin konvergen dan digital.


PENUTUP

A. Kesimpulan

Jurnalisme dan pers merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, jurnalisme di Indonesia sendiri sudah ada sejak jaman kolonial belanda dimana pada saat itu penggunaanya lebih condong terhadap aksi untuk membela para kaum kolonial, dan media cetak milik tenah air sendiri banyak yang di batasi penerbitannya. Hingga pada Indonesia merdeka muncullah Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 yang berisi tentang kemerdakaan pers, sehingga masyarakat Indonesia sudah bebas untuk menyampaikan atau menerbitkan berita melalui media baik itu media cetak, elektronik, dsb. dan terus berkembang hingga saat ini.

Namun sayangnya ada dampak buruk di balik itu semua, di tambah lagi di jaman era digitalisasi saat ini, orang-orang semakin bebas dalam menyampaikan informasi atau berita terutama di media online seperti social media. Banyak yang menyalahgunakan Undang-undang kebebasan pers sehingga Semakin banyak berita-berita yang tidak jelas kebenarannya (Hoax) dari media atau orang-orang yang tidak bertanggung jawab, sehingga masyarakat saat ini mulai kesulitan untuk tau mana berita yang benar dan mana yang tidak benar.


B. Saran

Pada kesempatan ini saya ingin mengingatkan kembali bahwa pers dan wartawan Indonesia lahir sebagai bagian dari perjuangan Indonesia. Tiap media mungkin akan mengalami perubahan atau tergantikan, tetapi jurnalisme harus tetap eksis. Otoritas kebenaran faktual harus dikembalikan kepada media utama yang terverifikasi di Dewan Pers. Nilai-nilai luhur profesi jurnalis harus dikembalikan kepada wartawan yang memiliki kompetensi dan mengikatkan diri pada nilai-nilai dan etik jurnalisme. Tugas para para wartawan dan media saat ini adalah merawat kebangsaan kita, termasuk dengan menyampaikan informasi, kritik dan pandangan-pandangan pers yang independen dan bertanggung jawab.


DAFTAR PUSTAKA

Asep Syamsul M. 2005, Jurnalistik Terapan: Pedoman Kewartawanan dan Kepenulisan, Bandung, Batic Press

Suhandang, Kustadi. 2004, Pengantar Jurnalistik: Seputar Organisasi, Produk, dan Kode Etik. Bandung, Penerbit Nuansa.

Sumadiria, AS Haris. 2005, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, Bandung, Simbiosa Rekatama Media.

Palapah dan Syamsudin. 1994, Diktat “Dasar-dasar Jurnalistik”

Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Terapan: Pedoman Kewartawanan dan Kepenulisan, Bandung, Batic Press, 2005, hlm. 01.

https://pakarkomunikasi.com/sejarah-jurnalistik-di-indonesia
http://id.beritasatu.com/home/jurnalisme-saat-ini-lebih-banyak-membahas-lifestyle/126287









contoh tugas, penelitian, kajian, journal, jurnal, tugas mahasiswa, tugas harian, makalah, paper, papper, uts, ulangan, pr, skripsi, ujian, siswa, pelajar, pekerja, dinas, kantor, universitas, contoh,